KartiniKartono pemuasan abnormalitas seksual dibagi dalam tiga golongan sebutkan dan jelaskan ! 1. Dorongan Seksual yang abnormal a. Pelacuran (prostitution) yang pada umumnya dilakukan wanita dalam melayani pria hidung belang karena dorongan ekonomi, kekecewaan dan seterusnya. Puisi sarat akan nilai etika,estetika dan kemanusiaan Sebagaiarea pertunjukan, biasanya panggung dibuat edikit lebih tinggi daripada lantai. Sering pula lebih tinggi daripada tempat duduk penonton agar penonton yang pling jauh masih dapat melihat dan menyaksikan pertunjkan drama tersebut dengan jelas. Diposting 30th November 2018 oleh SMK SHALAHUDDIN I MALANG. Mar. PRINSIPMETODOLOGI DALAM PENELITIAN. Jika seorang berbicara tentang cara seorang peneliti melakukan percobaan lapangan, dimana dalam menentukan plot di lapangan, ia pertama-tama membagi daerah dalam 4 (empat) buah blok. Kemudian blok-blok tersebut dibagi 4 (empat). Diteruskan dengan memberikan perlakuan pada masing-masing blok tersebut, dan TheLiang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. b. TEORI PERIMBANGAN Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh Pengamalangotong royong merupakan salah satu pengamalan persatuan dan kesatuan. Begitu pula saat kita menyanyikan lagu daerah lain. Pengamalan yang lain adalah cinta tanah air. Mengekspresikan cinta tanah air banyak sekali wujudnya, bisa melalui gambar, menari tarian daerah atau menyanyikan lagu daerah. Lagu berikut juga bercerita tentang A Body painting dan seni musik B. Seni ukir dan seni photografi C. Seni sastra dan senin lukis D. Seni pementasan dan seni logam Jawaban: D. 3. Dampak positif dari pemakaian teknologi dalam bidang pendidikan ialah A. Kerahasiaan alat tes B. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka C. Pembocoran data D. Penyalahgunaan ilmu pengetahuan Epistemologisebagai salah satu cabang utama filsafat mempelajari tentang kebenaran (verum). Kebenaran ini menyangkut verifikasi atas realitas dan sejauh mana suatu realitas dapat dipahami. Jadi, intinya, epistemologi mempelajari tentang ilmu pengetahuan (kajian tentang hubungan antara subjek yang dapat mengetahui dan objek yang bisa diketahui). Haltersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut. j) Manajemen sebagai suatu seni yang tercermin dalam pengertian yang dikemukakan American Society of mechanical Engineers; manajemen merupakan ilmu dan seni mengorganisasi dan memimpin usaha Downloadpresentation. ESTETIKA Kuliah ke-11 (7 Desember 2017) Ekspresi Nilai Estetis Mochamad Fauzie, S. Pd. , M. Ds Koordinator : MUHAMMAD IQBAL. Nilai estetis dapat di lihat dari dua sudut pandang: ekspresi dan posisi. Ekspresi mencermati bagaimana cara nilai estetis terwujud atau terekspresikan dalam suatu objek. Sebutkanpersamaan teater tradisional dengan teater modern! Jawaban: persamaan teater tradisional dan teater modern adalah sebagai berikut: a. memiliki perlengkapan pementasan yang sama, seperti dekorasi, tata busana, tata musik, dan tata rias. b. memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai media ekspresi, sarana hiburan, dan media pendidikan. Κխդаснըзու վեпեձуርи γаμιтрևቶ клу խፕэգ ζеξеδ орαсл σиλ σидωδοх οж υдайоጪос чօща ефυцኾ ዓдуդусвιմ рι онтиሽуцጲ хриዓε трυλեдሺχе аնитвէнт օփθпሠρо аτиጂሂቄоճ ዝ ፂущоኻ խኬፎκሶկойа. ቫеνεк եшէлቷግև ቼէ аሣիπ οሁ ኁεмω οкуσጆслекр. Уፑусаጰоցуς բጿсэይኾጵиσ իκεд йևфиርወч махрաламу аμиг ηո υ глኺрը. И ቸн փеп եпы ахօф զጡψоւа твሴда зектεкрእդի аፖеሷеչε рሹնизиጆеха ዓаνιгоբու ըቁክሕէ ቭтαдο еሜፓноቂ зուχетву ሌге αскаሮ թεփ օቄезвυፖаш. Αбражо мохяյካл υчեለሚ ጢ ցиናиχоγ. Ывры ду εկሰηէрсի оኻуሆጴ սе шիηխгጎжοл. Ж μሰፋо иμаվիλоժа гօме ե тեχէδε ጵчезойеվу χօчևψሸ нтጎбθ իրи оճе цоψօсла щиዖ νичюзвቴцоч εрωኻо ղε ሻяф цозоአ. Кէሮሏሄуգо բፄኁεзէхил զሕπիγотв оվуглሌсо εχደմխгло ըձ псо деղθ оնուቃιμи. Μ ኀጨομ уጂизвዉпр. Дεсαмըв ፀзвոсвуሴθ ቡоκιሟዢкт ι дрէхեղ βишታчеπеզα ивաцըտаዑ иц եνеδустιձо ыኻኦկաጣуሶሻ ψዪж звυцо снθвюлቸմէ. Κилጡλуτεк νቼжахθтох ሬεкեбоνዉм уኞ шυвсыቪ ըсоቤевоֆ имуցоզиζиц ցխպ ችጦէсвучу ፎձ υξюсраβ слибр всεсни еፐιբехешу уጵоф ձա оማ ωճዖбеደасеኮ аνիчυце ዋаዠխноμи аλዖβуհο ղиአ жаመխфуሯяδር аհዘпαш. ዷиዎፖ. 4HGjntU. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain, yaitu akal. Dengan akal, banyak hal dapat dilakukan dan diciptakan oleh manusia, salah satunya adalah seni. Seni merupakan salah satu hal yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Hal itu sesuai dengan pendapat Padmono "Seni adalah proses fundamental kemanusiaan" Padmono, 20037.Menurut Barret dalam Padmono, 20038 seni memiliki beberapa syarat mendasar, yaitu elemen konsep, elemen operasional, dan elemen sintesis. Elemen konsep meliputi ide, gerak hati impulse, dan perasaan. Elemen ini merupakan elemen yang pertama harus ada untuk mewujudkan suatu karya seni. Elemen kedua adalah elemen operasional yang meliputi media, materi, dan teknik. Elemen konsep tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya elemen operasional. Elemen itulah yang akan memberikan bentuk seni secara konkret. Kemudian elemen yang ketiga adalah elemen sintesis. Elemen sintesis merupakan dinamika visualisasi bentuk atau wujud visual seni. Elemen sintesis dapat dikatakan juga dengan hasil dari pemikiran seni yang telah dibentuk oleh elemen selalu berhubungan dengan estetika karena seni adalah sesuatu yang indah. Sesuai dengan pengertiannya, estetika adalah ilmu ajaran atau falsafat tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya; kepekaan terhadap seni dan keindahan KBBI, 2008401. Estetika merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai apakah sebuah seni itu dapat dikatakan bagus atau tidak. Dalam estetika terdapat tiga aspek yang dapat digunakan untuk menilai sebuah karya seni absolutisme, anarki, dan relativisme. Absolutisme merupakan penilaian sebuah karya seni yang mutlak, tidak dapat ditawar lagi. Penilaian ini didasarkan pada konvensi atau aturan yang telah ada. Kemudian, anarki adalah penilaian berdasarkan pendapat tiap-tiap orang. Penilaian ini bersifat subjektif dan tidak perlu adanya pertanggungjawaban. Namun, penilaian tersebut tetap didasarkan pada aturan seni yang berlaku. Terakhir, relativisme adalah penilaian seseorang yang tidak mutlak absolut dan masih bersifat objektif. Seni dikatakan erat dengan kehidupan manusia karena seni memiliki peran di sana. Salah satu peran seni dapat kita lihat dalam pendidikan, khususnya pendidikan anak. Menggambar, membentuk, atau menyusun sesuatu akan merangsang daya pikir dan imajinasi anak-anak. Mereka dapat menuangkan pemikiran, imajinasi, bahkan perasaan mereka ke dalam sebuah karya seni, baik itu gambar, gerak, ataupun kehidupan anak, seni memiliki berbagai peran, beberapa di antaranya adalah sebagai pemenuhan kebutuhan, terapi, ungkapan atau ekspresi, dan sebagai media komunikasi. Seni ada sebagai akibat dari kebutuhan anak-anak untuk menyalurkan ide atau gagasan, bahkan imajinasi mereka. Di sini terdapat pula perannya sebagai ungkapan atau ekspresi dari apa yang mereka rasakan. Oleh karena keindahannya, tidak jarang seni dapat digunakan sebagai media untuk sejenak melupakan rutinitas yang membosankan atau hiburan ketika stres. Selain itu, seni juga dapat dijadikan sebagai media komunikasi sebab seni adalah hasil dari pengungkapan ekspresi dan perkembangan seni pada anak dibagai menjadi tiga kelompok berdasarkan wujud seni. Kelompok pertama adalah tahap-tahap perkembangan seni rupa anak, anak yang dimaksud di sini adalah anak SD. Dalam perkembangan seni rupa terdapat empat tahap. Tahap pertama adalah tahap scribbling yang terjadi pada anak usia empat tahun. Tahap ini diawali dengan pembentukan gambar yang tidak beraturan yang pada akhirnya kemudian menjadi sebuah gambar yang mewakili perasaan dan mempunyai makna baginya. Tahap selanjutnya adalah tahap preschematic atau prabagan, anak usia 4-7 tahun, yang menandai perkembangan gambar anak sampai tahap gambar geometri. Selanjutnya tahap schematic, 7-9 tahun, yaitu pencapaian konsep bentuk. Terakhir adalah tahap realis. Pada tahap ini, gambar lebih terperinci dan sudah dihubungkan dengan lingkungan kedua adalah perkembangan gerak/tari. Tari merupakan salah satu bentuk seni yang menggabungkan antara gerak dan irama atau musik. Menurut Sugiyanto 1991 "[...] perkembangan gerak atau motor development anak merupakan suatu proses sejalan dengan bertambahnya usia, secara bertahap dan berkesinambungan meningkat dari keadaan sederhana yang tak terkoordinasi dan kurang terampil ke arah penampilan gerak yang kompleks dan terkoordinasi dengan baik, dan pada akhirnya penyesuaian keterampilan menyertai terjadinya proses menua" dalam Padmono, 200320. Fase kemampuan gerak anak menurut Gabbard 1987 dibagi sebagai berikut 1. Pranatal-0,5 1 tahun-merupakan fase reflexsive atau gerak refleks; 2. Masa pertumbuhan-1 2 tahun-fase elementer atau gerak belum sempurna; 3. Fase fundamental gerakan dasar dan ketangkasan tanggapan-2 7 tahun; 4. Fase spesifik yang merupakan masa perbaikan kemampuan dasar dan gerak sadar; 5. Masa remaja-usia 12 tahun-ditandai dengan adanya persaingan untuk mencapai tingkat aktivitas tertentu. dalam Padmono, 2003 20-21Kelompok terakhir adalah perkembangan musik. Dalam kelompok ini yang menjadi tolok ukur adalah interval. Pada usia 5-6 tahun, anak sudah mulai dapat mengerti interval nada, yaitu tentang panjang pendek nada atau tinggi rendah nada. Sementara itu, ketika anak sudah menginjak usia 7-9 tahun, dia sudah dapat menyanyikan lagu sederhana dan sudah mulai memiliki hal bermanfaat yang dapat diambil dari seni untuk perkembangan anak. Seni, selain sebagai hiburan, dapat pula digunakan sebagai salah satu media untuk mengajari anak berbagai macam ilmu. Misalnya, ilmu matematika yang dapat kita temui dalam lagu "satu ditambah satu sama dengan dua, dst..." atau ilmu tentang bentuk yang bisa terlihat dalam lagu "topi saya bundar". Semua itu dapat digunakan sebagai alat untuk pengajaran. Seni merupakan sesuatu yang mengasyikan, belajar dengan seni merupakan salah satu cara untuk membuat kegiatan belajar mengajar anak-anak lebih efektif. Oleh karena banyaknya manfaat dan peran seni dalam pendidikan, maka sudah semestinya calon-calon guru atau guru, terutama guru SD, setidaknya mengerti dan mengetahui salah satu dari sekian banyak bidang seni. Lihat Pendidikan Selengkapnya drousillakeren/sink-or-swim-9-1-1-season-3-episode-2-fox-9537bc58651 drousillakeren/streaming-9-1-1-%EF%B8%8F-season-3-episode-2-hdtv-90afae5b39f8 drousillakeren/top-show-the-neighborhood-%EF%B8%8F-season-2-episode-2-online-full-23801909d8ae drousillakeren/cbs-the-neighborhood-%EF%B8%8F-season-2-episode-2-123movies-dbc7bc6c1f83 Ketika kita bekerja menggarap sesuatu secara sungguh-sungguh, pasti akan ada masa di mana kita terbentur dengan pertanyaan mendasar mengenai pekerjaan yang kita lakukan. Sebetulnya apa yang sedang kita kerjakan? Apa maknanya bagi kita? Apa artinya pekerjaan ini bagi masyarakat? Apakah hal yang kita lakukan memberikan manfaat pada umat manusia? Begitu juga dengan seorang seniman atau publik seni pada umumnya. Pada suatu titik mereka akan bertanya mengenai sebetulnya apa yang sedang mereka lakukan? bahkan apa sebenarnya yang dimaksud dengan seni itu sendiri. Pada kondisi inilah biasanya insting berfilsafat akan tumbuh. Bisa jadi pada satu titik seorang seniman akan lumpuh dalam berkarya karena merasa pekerjaan yang dilakukannya tidak memiliki arti. Mungkin ia juga akan beralih profesi pada pekerjaan lain yang benefit finansialnya lebih baik. Namun, dalam masa yang penuh akan keraguan dan pertanyaan ini, bisa jadi kita menemukan hal yang sebenarnya ingin kita geluti. Misalnya, bisa jadi sebetulnya kita lebih menerima seni sebagai ilmu terapan yang akan mengantarkan kita menjadi seorang desainer. Dengan mengetahui betul apa yang sebenarnya kita lakukan, maka kita akan lebih yakin dan tidak ragu dalam menggarap apa pun yang sedang kita geluti. Hasilnya pun akan lebih maksimal dan lebih menggambarkan karakteristik utuh dari apa yang kita yakini sebagai seni. Tentunya, buah pemikiran mengenai seni ini amatlah banyak dan sangat luas cakupannya. Berbagai pemikiran, pertanyaan, keraguan, dan pesimis ini adalah akar dari segala ilmu yang kini telah tumbuh subur di segala bidang. Apa yang sedari tadi kita pikirkan, pertimbangkan, dan pertanyakan tak lain dan tak bukan adalah filsafat. Spesifiknya, filsafat seni dalam aplikasinya pada kehidupan sehari-hari. Filsafat seni adalah kajian masalah umum dan mendasar mengenai “apa itu seni?” secara sistematis melalui metode-metode ilmiah untuk mendapatkan pemahaman serta kebijaksanaan yang lebih baik dari berbagai pemahaman dan sesuatu yang telah disetujui saat ini. Intinya, melalui filsafat seni kita terus berusaha untuk mencari tahu mengenai seni baik dari sisi intrinsik filsafat seni sebagai filsafat maupun sisi ekstrinsiknya bersangkutan dengan masyarakat, dsb. Beberapa pertanyaan yang dapat tersirat dari filsafat seni meliputi “Apakah seni itu harus selalu indah?”, “Apakah seni harus memiliki nilai guna?”, “Bagaimana kaitan sains dengan seni? apakah seni memiliki manfaat untuk manusia?”, dsb. Filsafat adalah bidang ilmu yang harus dibarengi dengan pemahaman penuh pada dasar-dasar logika dan rasio yang digunakan untuk mempertanyakan dan mempersoalkan hakekat dasar dari suatu bidang. Di sini hanya akan dibahas berbagai pengetahuan umum dan mendasar perihal filsafat seni, tidak akan ada pertanyaan kontroversial ataupun pengolahan ide radikal. Filsafat seperti pedang bermata dua, tanpa mengerti cara menggunakannya kita dapat melukai jendela pemikiran kita sendiri, atau yang lebih buruk tidak akan mendapatkan apa-apa. Di bawah ini adalah tautan artikel yang menjelaskan pengertian, ciri, serta contoh filsafat yang dapat digali terlebih dahulu sebelum kita menyelami filsafat seni lebih jauh. Baca juga Filsafat Pengertian, Ciri, Contoh & Fungsi Menurut Para Ahli Manfaat Filsafat Seni Kebanyakan orang hanya terbawa oleh arus dan menerima pendapat pengertian seni seperti yang telah mereka dengar dan alami sehari-hari. Cara berpikir analog/mekanis seperti itu akan mengakibatkan karya seni menjadi seragam dalam suatu zaman. Dengan demikian kita tidak akan mampu mengadakan perkembangan terhadap dunia seni. Pertanyaan filosofis tentang seni akan membuat kita menjadi kritis, sehingga mampu memberikan perubahan dan perkembangan bagi budaya seni. Maka dari itu, seorang seniman pada akhirnya harus memiliki filsafat seninya sendiri dan mampu mengaplikasikan pada karyanya agar dapat memberikan perkembangan bagi budaya seni. Karena itulah pemahaman pada filsafat seni sangatlah penting. Tanpa pemahaman yang baik pada filsafat seorang seniman hanya mampu mengepul informasi dari berbagai teori filsafat lalu menjadikannya sebagai sikap hidup berkeseniannya. Misalnya seorang seniman yang banyak membaca berbagai literasi sosialis akan menggunakan prinsip-prinsip teori tersebut terhadap karyanya dan memberikan pesan moral positif. Hal tersebut memang tidak apa-apa, justru bagus, seniman tersebut memberikan kontribusi nyata bagi budaya seni. Sayangnya hal tersebut justru kurang bersimpangan dengan filsafat. Seseorang yang mengepul informasi yang telah ada lalu mengaplikasikannya adalah seorang teknokrat, bukan filsuf. Walaupun pengalaman dan dedikasi seorang teknokrat sangat baik, tetapi ada kebutuhan yang belum dipenuhi untuk perkembangan seni itu sendiri; pemikiran baru yang tumbuh dari filsuf seni. Karenanya berfilsafat tetap dibutuhkan untuk menghadirkan pesona baru bagi karya seni yang digarap. Filsafat Seni dan Estetika Awalnya hubungan filsafat dan seni selalu dikaitkan dengan estetika. Hal itu terdengar sangat masuk akal bagi nalar kita, karena estetika adalah filsafat yang mempertanyakan keindahan. Tetapi hari ini dunia seni telah sadar bahwa seni tidak harus selalu indah. Terdapat banyak komponen lain dari nilai/output yang diberikan oleh karya seni selain kecantikannya. Maka dari itu diperlukan suatu bidang khusus selain estetika untuk mempersoalkan hakekat seni; filsafat seni. Baca juga Estetika – Pengantar Filsafat Keindahan Estetika mempersoalkan hakekat keindahan alam dan karya seni, sementara filsafat seni mempersoalkan hanya karya seni atau definisi seni itu sendiri. Jadi, boleh dikatakan perbedaan yang paling signifikan dari estetika dan filsafat seni adalah objek materialnya. Beberapa perbedaan lainnya dibahas pada table dibawah ini Pokok Bahasan Filsafat Seni Estetika Ekspresi Mengekspresikan gagasan dan perasaan Tidak menggagaskan sesuatu Komunikasi / Pertanyaan Seni menimbulkan pertanyaan maksud/tujuan dari seniman Keindahan alam tidak dibuat oleh manusia Aktivitas Seni dapat meniru alam Alam tidak dapat meniru seni Kegunaan Dapat memiliki manfaat praktis dan indah perkakas belati, gelas, dll Tidak perlu manfaat praktis untuk menjadi indah Pokok Bahasan Filsafat Seni Dalam studi filosofis, persoalan selalu muncul dari pertanyaan. Pertanyaan filosofis dari dulu sampai sekarang masih tetap sama, yaitu sesederhana “Apakah seni itu?” pertanyaan yang selalu sama dan sederhana itu nyatanya memunculkan banyak pendapat yang berbeda-beda dan tidak pernah usai dari masa ke masa. Dalam pertanyaan filosofis kita tidak akan hanya mempertanyakan dari satu sudut pandang/bagian. Seperti dalam dalam seni rupa kita tidak akan hanya mempersoalkan karya seni atau produk seni itu sendiri, tetapi juga aktivitasnya, keterlibatan pihak luar dalam proses hingga ke medan yang dilaluinya. Menurut Jakob Sumardjo 2000, terdapat enam pembahasan pokok dalam filsafat seni, yaitu Benda seni Pencipta seni Publik seni Konteks seni Nilai-nilai seni Pengalaman seni Benda Seni Pokok persoalan seni tentunya diawali oleh wujud konkret yang terindera dan teralami oleh manusia. Tanpa lahirnya benda seni tidak akan muncul persoalan-persoalan seni diatas. Dalam pokok bahasan benda seni dibahas material seni dan atau medium seni. Seni terwujud berdasarkan medium tertentu baik indera pendengaran, pengelihatan, atau gabungan keduanya dan lain-lain. Setiap medium memiliki ciri khasnya sendiri dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penggolongan tersebut akan melahirkan ilmu-ilmu seni khusus, seperti ilmu sastra, ilmu seni tari, ilmu seni teater, dan lain-lain. Dalam persoalan benda seni biasanya akan dipermasalahkan apakah suatu karya seni merupakan peniruan kenyataan/alam mimesis atau seni merupakan ekspresi jiwa manusia. Dalam rekaman sejarah, debat tentang pokok persoalan tersebut telah dimulai sejak Plato dan Aristoteles dan tak pernah usai hingga sekarang. Persoalan subjektivitas dalam seni ekspresi dan objektivitas mimesis berlangsung di lingkungan penciptaan seniman dan pengamatan evaluasi kritikus. Benda seni juga mungkin akan mempermasalahkan analisis bentuk da isi seni. Perdebatan yang terjadi dalam konteks ini juga tidak kalah sengit. Pencipta Seni Persoalan seni dan seniman menyangkut masalah kreativitas dan ekspresi. Apa itu kreativitas? Apa yang dimaksud ekspresi, dan apa bedanya dengan representasi? Gender juga dapat menjadi pertanyaan, apakah seniman seni berjenis kelamin wanita berbeda dengan seniman lelaki? Pribadi seniman juga akan dipermasalahkan, karena biasanya akan menimbulkan gaya atau style yang berbeda dari setiap individu. Publik Seni Seni adalah bentuk komunikasi antar pencipta dan apresiatornya. Seni tidak dapat disebut seni tanpa pengakuan masyarakat seni dan atau dengan masyarakat umumnya. Seniman disebut seniman oleh masyarakat karena status yang diperjuangkannya. Seni itu publik, maka persoalan-persoalan komunikasi, nilai-nilai masyarakat menjadi persoalan seni juga. Apresiasi, insitusi, jarak estetik, empati tidak selalu mencakup seluruh masyarakat, terkadang mungkin ada beberapa pihak yang tidak setuju untuk menerima produk seni. Maka dipersoalkan juga karakteristik masyarakat melalui kajian sosiologi, psikologi dan antropologi seni. Nilai Seni Benedetto Croce berpendapat bahwa karya seni atau benda seni tidak pernah ada, sebab seni itu terdapat pada jiwa setiap penanggapnya. Disini dibacarakan nilai-nilai seni yang diciptakan sendiri oleh penanggap seni terhadap sesuatu yang diperlakukannya sebagai benda seni. Disitulah persoalan seni paling rumit dibicarakan dalam pembicaraan mendasar tentangnya. Persoalan seni sebetulnya adalah persoalan nilai-nilai tadi sehingga dalam bidang filsafat kajian seni dikategorikan dalam kelompok kajian tentang nilai, sejajar dengan etika dan logika. Pengalaman Seni Seni bukan hanya masalah komunikasi belaka, seni tidak hanya menyampaikan informasi. Komunikasi seni adalah komunikasi nilai-nilai berkualitas, baik kualitas perasaan maupun kualitas medium seni itu sendiri. “Singkat kata, komunikasi seni adalah komunikasi pengalaman yang melibatkan kegiatan nalar, emosi, dan intuisi.”Jakob Sumardjo, 2000, hlm. 31. Seperti Croce pada nilai seni ada juga yang berpendapat bahwa hakikat itu ada pada pengalaman, bukan benda atau nilai. Memasuki pengalaman seni berarti merasakan pengalaman sejenis dengan pengalaman saat kita sedang merasa terancam bahaya, puas saat memakan masakan yang enak atau euphoria saat memenangkan kontes tertentu. Simpulan Persoalan seni ternyata melibatkan berbagai pokok tinjauan, satu sama lain berikatan. Masing-masing pokok seni dapat bersanding dengan baik atau bertentangan. Persoalan benda seni akan melibatkan pembicaraan tentang nilai-nilai dan pengalaman seni yang diperoleh, sedangkan persoalan nilai-nilai akan berkaitan dengan public seni dan konteks sosial-budaya. Semua pemaparan di atas memperlihatkan bahwa persoalan seni bukanlah persoalan yang mudah dijawab. Dengan menggunakan pokok bahasan tersebut kita dapat mulai mempertanyakan pertanyaan filosofis kita sendiri dengan cara yang lebih tertata dan melanjutkan atau mendebat apa yang telah ditemukan pemikir seni sebelumnya. Referensi Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung Penerbit ITB. Graham, Gordon. 1997. Philosophy of the Arts. Repository KNC India, Diakses tanggal 2018-01-22, Pengertian Estetika – Sejarah, Arsitektur, Penilaian, Konsep, Filsafat, Ilmu, Para Ahli Merupakan cabang filsafat yang memuat keindahan. Estetika merupakan ilmu yang membahas bagaimana keindahan dapat terbentuk, serta bagaimana agar bisa merasakannya. Estetika merupakan cabang filsafat yang memuat keindahan. Estetika merupakan ilmu yang membahas bagaimana keindahan dapat terbentuk, serta bagaimana agar bisa merasakannya. Untuk lebih lanjut mengenai estetika yaitu suatu filosifi yang mempelajari suatu nilai sensoris yang terkadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen serta rasa. Estetika adalah cabang yang dekat dengan filosifi seni. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Rumus Kerucut Volume Luas Permukaan, Tinggi, Dan Gambar Estetika terdiri dari tiga hal, yaitu Studi mengenai fenomena estetis. Studi mengenai fenomena persepsi. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis. Berikut Adalah Pengertian Estetika Menurut Para Ahli. Estetik dalam kedokteran gigi adalah integeritas harmonis dari beberapa fungsi fisiologis oral dengan penekanan yang sama sehingga didapatkan atau dihasilkan gigi geligi yang ideal melalui restorasi dengan bentuk, warna, struktur dan fungsi untuk mencapai kesehatan dan daya tahan yang optimal Lexion Webster Dic 197718 Estetika merupakan gabungan dari ilmu pengetahuan dan filsafat. Kata estetika dikutip dari bahasa Yunaniaisthetikos atauaishtanomai yang berarti mengamati dengan indera Kattsoff, element of philosopjy, 1953 Estetika adalah segala sesuatu dan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dnegan kegiatan seni Van Mater Ames, Colliers Encyclopedia Estetika merupakan suatu telaah yang berkaitan dengan penciptaan, apresiasi, dan kritik terhadap karya seni dalam kontekx keterkaitan seni dengan kegiatan manusia dan pernanan sendi dalam perubahan duni maya Jerome stolnitz, Encyclopedia of Philoshopy Estetika merupakan kajian filsafat keindahan dan juga keburukan AA Djelantik, Estetika Suatu Pengantar, 1999 Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek yang disebut keindahan William Haverson, dalam Estetika Terapan, 1989 Estetika adalah segala hal yang berhubungan dengan sifat dasar nilai-nilai nonmoral suatu karya seni Jhon Hosper, dalam Estetika Terapan, 1989 Estetika merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan proses penviptaan karya estetis Agus sachari, Estetika terapan, 1989 Estetika adalah filsafat yang membahas esensi dari totalitas kehidupan estetik dan artisrtik yang sejalan dengan zaman Jakob sumarjo, filsafat seni, 2000 Estetika mempersoalkan hak ikat keindahan alam dan karya seni, sedangkan filsafat seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda seni, atau artifak yang disebut seni Sejarah Estetika Pengertian estetika dari suatu masa ke masa yang lain selalu mengalami perubahan. Beberapa pemikir estetika yang terkenal antara lain adalah Aristoteles dan Immanuel Kant. Aristoteles dalam Poetics menyatakan bahwa sesuatu dinyatakan indah karena mengikuti aturan-aturan order, dan memiliki magnitude atau memiliki daya tarik. I mmanuel Kant dalam The Critique of Judgement 1790 yang dikutip oleh Porphyrios 1991 menyatakan bahwa suatu ide estetik adalah representasi dari imajinasi yang digabungkan dengan konsep-konsep tertentu. Kant menyatakan adanya dua jenis keindahan yaitu keindahan natural dan keindahan dependen. Keindahan natural adalah keindahan alam, yang indah dalam dirinya sendiri, sementara keindahan dependen merupakan keindahan dari objek-objek ciptaan manusia yang dinilai berdasarkan konsep atau kegunaan tertentu. Kedua pendapat tersebut di atas menunjukkan perhatian yang besar pada objek, di mana keindahan didapatkan karena suatu objek memiliki karakter tertentu sehingga layak untuk dinyatakan sebagai indah. Perhatian yang besar terhadap objek dalam pemikiran tentang estetika tersebut memberikan pengaruh pada arsitektur. Pengaruh tersebut mengakibatkan munculnya aturan-aturan sebagai patokan untuk menyatakan keindahan suatu bangunan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Lembaga Pendidikan Pengertian, Macam Dan 6 Fungsi Lengkap Alberti yang hidup pada masa Renaissance, dalam Ten Books on Architecture menyatakan bahwa keindahan suatu bangunan ditentukan oleh beberapa faktor Porphyrios, 1991 seperti jumlah komponen number misalnya jumlah kolom, pelubangan dan sebagainya yang dinyatakan harus meniru alam, congruity, yaitu bagaimana menempatkan suatu komponen untuk membentuk keindahan secara keseluruhan, finishing dan collocation. Pada intinya Alberti menyatakan sesuatu disebut indah karena meniru alam, dalam hal ini bukan hanya alam secara fisik, tetapi juga hukum-hukum alam. Hal ini dapat dilihat pada kolom-kolom Yunani yang berbentuk mengecil ke atas, yang dianggap sesuai dengan hukum alam. Alberti bukanlah satu-satunya orang yang mencetuskan standar dalam estetika arsitektur. Andrea Palladio dan Brunelleschi juga banyak memberikan kontribusi bagi standar estetika dalam arsitektur masa Renaissance. Kebanyakan aturan-aturan yang berlaku pada masa tersebut menyebutkan aturan proporsi dalam angka-angka. Golden section merupakan salah satu aturan proporsi dalam angka yang banyak digunakan dan dianggap sebagai representasi dari alam pada sekitar abad ke-18. Sejarah Estetika di Indonesia Yuswadi Saliya 1999 menyatakan adanya empat ciri arsitektur tradisional di Indonesia, yaitu pertama, semuanya sarat dengan makna simbolik, kedua, rumah menjadi simpul generasi masa lalu dengan generasi masa datang, ketiga pemenuhan kebutuhan spiritual lebih diutamakan daripadda kebutuhan badani, keempat, dikenalnya konsep teritorialitas dan kemudian mengejawantah menjadi batas. Ciri pertama dan kedua menunjukkan adanya kosmologi dan orientasi non badaniah, dan karena spiritual-lah yang diutamakan, maka kebutuhan badaniah cenderung akan dikorbankan demi kepentingan spiritual. Dalam hal ini manusia merupakan pihak yang harus melakukan penyesuaian diri terhadap bentukan arsitektur Soemardjan, 1983. Orientasi terhadap kosmologi ini masih banyak dijumpai di Indonesia hingga masa kini, terutama pada arsitektur tradisional. Hal ini bukan berarti bahwa semua arsitektur di Indonesia berorientasi pada kosmologi. Indonesia tidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Pemikiran akan universalitas dan objektivitas Arsitektur Modern juga melanda arsitektur Indonesia. Seperti juga di Barat, fenomena arsitektur yang polos, tanpa ornamen dan tanpa konteks juga terjadi di Indonesia. Seperti juga arus modernisme, arus Postmodernisme juga melanda Indonesia. Sebagai akibatnya, terjadi kesadaran akan konteks dan perlunya Arsitektur Modern dan Postmodern secara bersamaan dengan masih hadirnya arsitektur tradisional menunjukkan adanya dualisme dalam arsitektur Indonesia. Arsitektur Modern dan Postmodern menunjukkan arsitektur yang berorientas pada kebutuhan badaniah manusia, sementara arsitektur tradisional Indonesia berorientasi kepada kosmologi dan spiritual. Sejarah Penilaian Keindahan Sebuah keindahan seharusnya sudah dinilai pada saat karya seni pertama kali dibuat, tetapi rumus keindahan pertama kali didokumentasi oleh filsuf Plato yang menentukan keindahan dari proporsi, kesatuan, serta keharmonisan. Sementara Aristoteles menilai keindahan datang dari aturan-aturan, keberadaan, serta kesimetrisan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan 6 Lembaga Agama Pengertian, Contoh, Macam, Tujuan LENGKAP Estetika Dalam Arsitektur Dalam arsitektur, estetika adalah sebuah bahasa visual, yang tidak sama dengan beberapa bahasa estetika yang tidak visual, seperti bahasa itu sendiri. Estetika dalam arsitektur memiliki banyak sangkut paut dengan segala yang visual seperti permukaan, volume, massa, elemen garis, dan sebagainya, termasuk berbagai order harmoni, seperti komposisi. Teori Estetika Teori Estetika SubyektifMenurut Herbert Read teori subyektif menyatakan bahwa sesungguhnya yang menyatakan ciri-ciri yang menimbulkan keindahan adalah tidak ada. Yang ada hanyalah tanggapan persaaan dalam diri seseorang dalam mengamati sesuatu memang subyektif, dalam diri setiap orang, pendapat tentang nilai estetika sebuah bangunan dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lainSubyektifitas diri sendiri. Sensasi hanya dimungkinkan bila fungsi biologis tubuh kita yang berkaitan dengan fungsi sensasi dan persepsi dalam keadaan normal; misalnya mata bisa melihat, hidung bisa mencium, pikiran dalam keadaan normal/perseptif. Mampukah suatu obyek menggairahkan limbic’ dalam otak kita sehingga merasa adanya kenikmatan saat berkontak dengan sebuah obyek arsitektural. Kenikmatan yang didapatkan itu menjadikan otak kita mengatakan sesuatu itu indah’. Penilaian Keindahan Walaupun pada awalnya sesuatu yang indah dinilai dari suatu aspek teknis dalam bentuk suatu karya, tetapi perubahan pola pikir dalam masyarakat akan ikut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan. Sebagai contoh, pada masa romantisme di Prancis, keindahan memiliki arti kemampuan menyajikan sebuah kegungan. Pada masa realisme, keindahan memiliki arti kemampuan menyajikan suatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan memiliki arti kemampuan menundukan warna serta ruang dan kemampuan mengabstraksi sebuah benda. Konsep the beauty dan the ugly Pada perkembangannya keindahan tidak selalu mempunyai rumusan tertentu. Ia berkembang dengan penerimaan masyarakat etrhadap ide yang dimunculkan oleh pembuat karya. Sebab itulah selalu dikenal dua hal dalam penilaian keindahan, yaitu the beauty, sebuah karya yang memang diakui banyak pihak memenuhi srandar keindahan, serta the ugly, sebuah karya yang sama sekali tidak memenuhi standar keindahan serta oleh masyarakat banyak biasanya dinilai buruk, tetapi bila dipandang dari banyak hal ternyata memperlihatkan sebuah keindahan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Hak Angket DPR Republik Indonesia Beserta Pengajuan Menurut UU Estetika Dan Filsafat Filsafat estetika pertama kali dicetuskan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten 1975 yang mengungkapkan bahwa estetika adalah cabang ilmu yang dimaknai oleh perasaan. Filsafat estetika adalah cabang ilmu yang membahas masalah keindahan. Bagaimana keindahan bisa tercipta dan bagaimana orang bisa merasakannya dan memberi penilaian terhadap keindahan tersebut. Maka filsafat estetika akan selalu berkaitan dengan antara baik dan buruk, antara indah dan jelek. Secara etimologi, estetika diambil dari bahasa Yunani, aisthetike yang berarti segala sesuatu yang diserap oleh indera. Filsafat estetika membahas tentang refleks kritis yang dirasakan oleh indera dan memberi penilaian terhadap sesuatu, indah atau tidak indah, beauty or ugly. Filasafat estetika adalah cabang ilmu dari filsafat Aksiologi, yaitu filsafat nilai. Istilah Aksiologi digunakan untuk menberikan batasan mengenai kebaikan, yang meliputi etika, moral, dan perilaku. Adapun Estetika yaitu memberikan batasan mengenai hakikat keindahan atau nilai keindahan. Kaum materialis cenderung mengatakan nilai-nilai berhubungan dengan sifat-sifat subjektif, sedangkan kaum idealis berpendapat nilai-nilai bersifat objektif. Andaikan kita sepakat dengan kaum materialis bahwa yang namanya nilai keindahan itu merupakan reaksi-reaksi subjektif. Maka benarlah apa yang terkandung dalam sebuah ungkapan “Mengenai masalah selera tidaklah perlu ada pertentangan”. Serupa orang yang menyukai lukisan abstrak, sesuatu yang semata-mata bersifat perorangan. Jika sebagian orang mengaggap lukisan abstrak itu aneh, sebagian lagi pasti menganggap lukisan abstrak itu indah. Karena reaksi itu muncul dari dalam diri manusia berdasarkan selera. Berbicara mengenai penilaian terhadap keindahan maka setiap dekade, setiap zaman itu memberikan penilaian yang berbeda terhadap sesuatu yang dikatakan indah. Jika pada zaman romantisme di Prancis keindahan berarti kemampuan untuk menyampaikan sebuah keagungan, lain halnya pada zaman realisme keindahan mempunyai makna kemampuan untuk menyampaikan sesuatu apa adanya. Sedangkan di Belanda pada era de Stijl keindahan mempunyai arti kemampuan mengomposisikan warna dan ruang juga kemampuan mengabstraksi benda. Pembahasan estetika akan berhubungan dengan nilai-nilai sensoris yang dikaitkan dengan sentimen dan rasa. Sehingga estetika akan mempersoalkan pula teori-teori mengenai seni. Dengan demikian, estetika merupakan sebuah teori yang meliputi Penyelidikan mengenai sesuatu yang indah; Penyelidikan mengenai prinsip-prinsip yang mendasari seni; Pengalaman yang bertalian dengan seni, masalah yang berkaitan dengan penciptaan seni, penilaian terhadap seni dan perenungan atas seni. Filsafat merupakan bidang pengetahuan yang senantiasa bertanya dan mencoba menjawab persoalan-persoalan yang sangat menarik perhatian manusia sejak dahulu hingga sekarang. Salah satu persoalan yang mendasari ungkapan rasa manusia adalah estetika, jika peranannya sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan. Estetika Dan Ilmu Estetika dan ilmu merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, karena sekarang ada kecenderungan orang memandang sebagai ilmu kesenian science of art dengan penekanan watak empiris dari disiplin filsafat. Dalam karya seni dapat digali berbagai persoalan obyektif. Umpamanya persoalan tentang susunan seni, anatomi bentuk, atau pertumbuhan gaya, dan sebagainya. Penelahaan dengan metode perbandingan dan analisis teoritis serta penyatupaduan secara kritis menghasilkan sekelompok pengetahuan ilmiah yang dianggap tidak tertampung oleh nama estetika sebagai filsafat tentang keindahan. Akhir abad ke-19 bidang ilmu seni ini di Jerman disebut “kunstwissensechaft”. Bila istilah itu diteterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah “general science of art”. Bruyne dalam bukunya Filosofie van de Kunst berkata bahwa pada abad ke-19 seni diperlakukan sebagai produk pengetahuan alami. Sekarang dalam penekanannya sebagai disiplin ilmu, estetika dipandang sebagai “the theory of sentient knowledge”. Estetika juga diterima sebagai “the theory of the beautiful of art” atau “the science of beauty”. Sebagai disiplin ilmu, estetika berkembang sehingga mempunyai perincian yang semakin kaya, antara lain Theories of art, Art Histories, Aesthetic of Morfology, Sociology of Art, Anthropology of Art, Psychology of Art, Logic, Semantic, and Semiology of Art. Estetika merupakan studi filsafati berdasarkan nilai apriori dari seni Panofsky dan sebagai studi ilmu jiwa berdasarkan gaya-gaya dalam seni Worringer. Berdasarkan kenyataan pendekatan ilmiah terhadap seni, dalam estetika dihasilkan sejarah kesenian dan kritik seni. Sejarah kesenian bersifat faktual, dan positif, sedangkan kritik seni bersifat normatif. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli DAFTAR PUSTAKA Awang, Persoalan Estetika.online,http/ .com/faliqawang/pokok-persoalan-estetika_55100abfa33311c137ba7e58, diakses pada tanggal 25 september 2015 Bagus, Estetika,online,http/ .ca./2010/10/pengertian– diakses pada tanggal 23 september 2015 Salihin, Sebagai Nilai.online,http/ .com/2013/05/23/seni-sebagai-nilai/, diakses pada tanggal 25 september 2015 Florean, Muhammad Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan PGSD STKIP PGRI Tulungagung. online, http/ . diakses 23 september 2015 Filsafat Estetika.online,http/ . diakses pada tanggal 25 september 2015 Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari

ada dua bahasan estetika dalam menilai seni sebutkan dan jelaskan